Murni

Mengapa dia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan?
Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-Ku dan hanya Aku yang dapat menyingkirkannya.

Mengapa dia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain padahal pintu-pintu itu tertutup?
Padahal, hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapa pun yang berdoa memohon pertolongan dari-Ku…

(Hadis Qudsi)

Ya, selama ini sayalah yang salah menempatkan rasa percaya ini. Tidak seharusnya saya melupakan-Nya sebagai tempat bergantung satu-satunya.  Selalu saja aku lupa betapa besarnya kekuatan do’a, di kala saya menikmati perbincangan dengan Tuhan. Tuhanku yang Maha Esa. Baru sadar, yang harusnya jadi tujuan saya adalah Dia. Lihatlah betapa Maha Sempurna-nya Tuhan, Dia berperan lebih dari sekedar pengasuh, pendidik, tabib, atau kekasih. Semua kedudukan impian ada pada-Nya.

Saya bertekad ingin mendapatkan kebahagiaan sejati, yang hanya dapat diraih dengan kepatuhan murni kepada Tuhan. Esok adalah hari baru. Perubahan adalah pasti dan wajib dilakukan. Moral harus diperbaharui agar semakin dewasa. Pemahaman akan eksistensi-Nya harus semakin tajam agar yang dapat terlihat oleh mata hanyalah kasih sayang-Nya. Tidak bisa hanya sekedar kata-kata atau buah pikiran semata. Trial and error. Tapi itulah salah satu inti kehidupan, latihan. Saya yakin, Tuhan tidak akan membiarkan saya berjuang sendirian. Inilah asumsi yang harus kutanamkan dalam-dalam dalam hati dan pikiran, bahwa semua terjadi atas kehendak-Nya. Jika Dia menolongmu, maka tidak akan ada yang mampu mencelakakanmu. Bukankah Tuhan berkata seperti itu?

Murnikan pikiran dari berharap pada selain-Nya.

Broken Trust (A Letter to A Friend)

Well, in this modern era, it’s not easy to find a good friend. In friendship, trust is a must-have thing. If you don’t trust your friend, then it’s not friendship. Yes, what can break your friendship is when you lose your trust to your own friend. When the trust is broken, all goes back to zero. Even worse. You will hate each other. I’m not meant to be wicked, but one thousand times of apology will not revive that trust. What you will think about your friend is.. Bad memories. It really kindles a flame of hatred between both of you.

I know, my disappointment will not change anything better. That apology heals nothing. Sometimes I ask to myself: why do people lie so easily? Didn’t they know that lying is evil? Didn’t their parents teach them about morals? Another question is: does trust depend on who you are? I mean, trust is something that everyone has. It is human’s right and it is obligatory upon anyone to keep that trust. In my case, yes, I’m not your girlfriend. But, does it mean that I have no right to be treated well? My friend, we are human. You can’t make any excuse for doing any evil actions to anyone, even he is only your friend. If so, please admit your mistakes and apologize soon. Stop insisting that you’re always right. Stop thinking that your friend is an opponent that you have to defeat.

Lying is eviler than murder, my friend. You already know about this. We aren’t the enemies in a war. We aren’t a married couple, either. Why did you lie to me? Why are you still arrogant about yourself? My friend, please do contemplate. Please do consider this friendship. If not, why did you spend your time with me? We had breakfast and dinner together. We watched movies together. We studied together. We taught each other. We shared our secrets to each other. We promised to keep them well. We joked together. Do you still think that it was just an ordinary friendship, that you could just throw it away? Tell me, my friend.

Where are you? Have you been blinded by love? I used to know you as a logical person. Why did you sacrifice your intellect in a blink of eye? Why did you trust your lust instead of me? Why do you allow deception in friendship? Why do you harden you heart? Why do you deafen your ears from the truth? Am I nothing for you, after I always accompany and help you?

I am your friend, I won’t guide you towards the wrong direction, buddy.

Nothing To Regret

Yes, there’s nothing to regret. Now I’m free. I have much free time to improve myself, especially my spiritual condition. Nothing to think about. I don’t need to pity someone anymore. I don’t need to spend my wealth for something useless. I don’t need to get thrown a key by someone. I don’t need to worry about someone’s condition. At least, my opportunity to make a sin is less now. Well, I’m richer.

Yeah, you can laugh at my loneliness. But, God knows the best. I guess, God loves me more. God doesn’t want me to make a bigger sin. God intends to clean my body and soul through these trials.

Fight Satan

Melawan setan itu sebuah kewajiban, namun ternyata tidak mudah menjalankannya. Baik itu setan yang sebenarnya atau dalam bentuk kebiasaan buruk yang harus dilawan. 

Setan memang sumber dari semua keburukan yang kita punya. Manusia dapat mencabut akar keburukan tersebut hanya dengan bantuan Allah SWT semata. Itulah makna ta’awudz. Berlindung dari godaan setan yang terkutuk.

Selain itu, setan dapat dilawan dengan memperkuat keyakinan dan pengenalan kita terhadap Allah sebagai Tuhan dan Nabi Muhammad  SAW sebagai utusan Allah. Kalau tidak ada Rasul, mana mungkin Al-Qur’an sampai pada kita dan dapat dimengerti. Beliaulah satu-satunya penyampai pesan-pesan Tuhan. Allah sebagai Dzat yang berkuasa dan layak untuk disembah, pun layak untuk dimintai pertolongan. Dengan kuatnya keyakinan pada sumber dari segalanya (Allah), maka tidak ada alasan untuk takut kepada selain-Nya. 

Hanya saja, ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Butuh ketegasan dan konsistensi langkah. Terlebih derajat kita lebih tinggi dibanding setan ini sendiri. Siapa yang mau dipermalukan oleh orang yang berada di bawah kita. Semangat untuk melawannya tidak boleh runtuh. Harus terus dicoba. Kalau tidak, mau sampai kapan kita tidur dalam buaiannya? 

Datang dan Pergi

Datang dan pergi. Suatu sifat alami manusia. Datang saat dibutuhkan, pergi saat tidak diharapkan. Ada pula yang pergi saat tidak diharapkan untuk pergi. Lebih sedih kalau yang pergi adalah sahabat yang selalu bersama kita dalam banyak aktivitas. Atau mungkin lebih parah lagi jika sahabat beralih ke seseorang yang berada di sekitar kita sendiri. Tetap bisa kulihat wajahnya, tapi semua tidak ditujukan untuk saya lagi. Dia mengetuk pintu yang berbeda kini.

Apa pemandangan ini akan saya lihat beberapa bulan lagi? Mungkin. Lengkap sudah. Tidak pernah berandai untuk memiliki selamanya, karena ada penghalang yang cukup besar. Tapi, siapa yang ingin dilupakan begitu saja? Biarpun sekuat tenaga menghancurkannya, tetap saja, pemandangan tak enak akan mengingatkanku pada keadaan yang sama, dulu. Sebuah memori akan kembali mencuat.

Tidak secepat itu memori menghilang, teman. Kau menyaksikan sendiri apa yang kuderita selama ini. Berapa banyak usahaku menambal semua duka. Biarpun aku masih bodoh, malah seperti umpan balik. Mencari solusi kepada tersangkanya sendiri.

Semoga apa yang dikatakan tuanku benar. Logam terasah dengan dibakar, manusia teruji dengan diberi cobaan.